Apa itu pendidikan karakter?
http://heruzuk.blogspot.com/2012/10/apa-itu-pendidikan-karakter.html
Pendidikan karakter
adalah pemberian pandangan mengenai nilai hidup, misalnya kejujuran,
kecerdasan, sosial, dan lain-lain. Pendidikan karakter ini sangat
diperlukan mulai anak-anak usia dini hingga orang-orang dewasa karena
kemajuan negara Indonesia juga terletak pada orang-orang yang berada
didalamnya.
Dewasa ini, banyak sekali terjadi kasus perampokan, pemerkosaan bahkan korupsi bermilyar-milyaran yang hanya menghabiskan uang negara. Berikut ini adalah data-data mengenai korupsi di Indonesia : 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
Dewasa ini, banyak sekali terjadi kasus perampokan, pemerkosaan bahkan korupsi bermilyar-milyaran yang hanya menghabiskan uang negara. Berikut ini adalah data-data mengenai korupsi di Indonesia : 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011
30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti
KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
(Sumber : Litbang Kompas)
Sungguh miris sekali melihat keadaan ini bahkan
para pejabat dan petinggi negara yang melakukannya. Seharusnya sebagai
pejabat pemerintahan haruslah memberikan panutan yang baik kepada
rakyatnya bukan malah memberikan contoh seperti itu. Disinilah
pendidikan karakter akan berperan. Ketika pendidikan karakter ditanamkan sejak dini
maka mereka akan mengetahui nilai-nilai yang baik untuk diri mereka dan
berusaha menghindari kesalahan yang diakibatkan dari kelemahan
kepribadian mereka. Kelemahan pada setiap kepribadian jika dibiarkan
terus menerus maka akan timbul perilaku-perilaku yang buruk dan bahkan
tindak kejahatan karena mereka tidak mengetahui bagaimana cara untuk
menghindari kesalahan tersebut. Sehingga untuk penduduk Indonesia yang
total penduduknya sekitar 275 juta penduduk, sangatlah penting karena
jumlah penduduk yang sebanyak itu sangat riskan sekali terdapat tindak
kejahatan seperti penculikan, pembunuhan dan lain sebagainya serta satu
lagi alasan pentingnya pendidikan karakter karena menurut hasil
penelitian bahwa 80 % keberhasilan seseorang ditentukan dari emotional
quotient dimana emosi disini berperan penting dalam karakter seseorang.
Wajah pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah
jauh dari yang diharapkan. Banyak terjadi kecurangan dan ketidakjujuran
di sana sini, mulai dari ketidakjujuran di Ujian Akhir Nasional sampai
dana BOS pun digelapkan oleh pengajarnya. Selain kejujuran, kedisiplinan
murid Indonesia sangatlah kurang, entah ini memang adatnya Indonesia
yang terkenal dengan sebutan ‘jam karet’-nya, atau dengan alasan
macetnya lalu lintas kota, tapi kedisiplinan ini memang sulit
diterapkan. Dengan keadaan Indonesia yang seperti ini, sangat sulit
untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara lain yang
berlomba-lomba untuk memcapai pendidikan yang sebaik-baiknya.
Sekolah-sekolah di Indonesia masih belum banyak
yang menerapkan pendidikan karakter. Hanya sedikit saja yang sudah
menjalankan program pendidikan karakter ini. Kebanyakan para guru belum
menyadari pentingnya pendidikan karakter apalagi di sekolah-sekolah
berbasis negeri. Di sekolah-sekolah negeri hanya menyediakan guru
Bimbingan Konseling sebagai tempat siswa untuk berkonsultasi mengenai
masalahnya atau mungkin kegalauannya dan lain sebagainya bukan sebagai
center of character learning. Pendidikan karakter tidak melulu tentang
teori ini itu yang mungkin akan memberatkan siswa, tapi pendidikan
karakter bisa juga disajikan dalam bentuk permainan-permainan seru untuk
siswa yang didalamnya terkandung unsur-unsur yang baik tentang
nilai-nilai sosial, misalnya game tentang kerjasama tim atau tentang
kecepatan berpikir siswa dan masih banyak lagi permainan yang akan
membantu siswa untuk meningkatkan kreativitas dan tidak hanya berdiam
diri menunggu keberuntungan dan melumpuhkan kreativitas siswa.
Jika pendidikan karakter ini memang sangat penting bagi pelajar, seharusnya pendidikan karakter dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah agar kelak ketika murid beranjak dewasa, mereka tidak akan lupa tentang pentingnya menjadi orang yang berpendidikan karakter.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
“Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni Koesoema A M.Ed)
Jika pendidikan karakter ini memang sangat penting bagi pelajar, seharusnya pendidikan karakter dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah agar kelak ketika murid beranjak dewasa, mereka tidak akan lupa tentang pentingnya menjadi orang yang berpendidikan karakter.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
“Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni Koesoema A M.Ed)